...

Pengertian Kartel, Jenis, Akibat, dan Contoh

Morena-pulsa.com, Magetan – Pengertian Kartel, Jenis, Akibat, dan Contoh

#Pengertian #Kartel #Jenis #Akibat #dan #Contoh

Istilah kartel sering kita jumpai dalam dunia bisnis, terutama mengenai kerjasama bisnis dan kemampuan menguasai pasar.

Ketimbang bersaing secara langsung, kerja sama dengan produsen lain dinilai lebih menguntungkan.

Pasalnya, persaingan bisnis secara langsung membutuhkan banyak biaya dan pengorbanan.

Oleh karena itu, membentuk asosiasi dengan beberapa produsen terkadang merupakan strategi yang lebih baik.

Ini karena beberapa produsen yang bekerja sama dapat membantu mendorong harga, mengelola rantai pasokan, dan pada akhirnya mengendalikan pasar.

Bentuk kerjasama ini disebut juga dengan kartel. Secara umum pengertian kartel yakni pembentukan kerjasama antar perusahaan dalam bidang yang sama untuk menguasai pasar.

Apakah Anda ingin tahu lebih banyak tentang arti kartel? Simak artikel ini sampai selesai ya!

Baca Juga: Apa Itu Neraca Perdagangan? Jenis dan Faktor Yang Mempengaruhinya

Pengertian Kartel

(Gambar kerjasama bisnis. Sumber: Freepik.com)

Menurut Investopedia, kartel yakni asosiasi yang dibentuk melalui kesepakatan formal antara sekelompok produsen barang atau jasa untuk mengendalikan pasokan atau menetapkan harga.

Produsen yang tergabung dalam kartel dapat menetapkan harga produk, menentukan hasil produksi, mengelola rantai pasokan, dan mengendalikan pasar.

Sementara itu, Komisi Perdagangan Selandia Baru mendefinisikan kartel sebagai bentuk kesepakatan antara beberapa bisnis untuk tidak saling bersaing.

Hal ini dikarenakan para pelaku usaha kartel akan bekerja sama untuk mengendalikan harga yang dapat meningkatkan keuntungan masing-masing anggotanya.

Nah, ada beberapa ciri kartel yang bisa kamu kenali, yaitu:

  • Adanya kerjasama atau kolusi antara beberapa produsen untuk menguasai pasar.
  • Muncul upaya untuk mengurangi atau menghilangkan persaingan usaha.
  • Ada upaya untuk memonopoli pasar oleh beberapa produsen.
  • Harga produk cenderung tidak stabil dan naik lebih tinggi dari harga rata-rata.
  • Pasokan produk di pasar seringkali sangat terbatas.
  • Pemilihan produk di pasar didominasi oleh produsen tertentu.

Baca Juga: Manfaat Pajak dan Apa Artinya Bagi Bisnis

Jenis Kartel

(Gambar dalam tipe kartel. Sumber: Freepik.com)

Ada beberapa jenis kartel yang perlu Anda ketahui, berikut penjelasannya.

1. Kartel Harga

Kartel harga dibentuk untuk menentukan harga produk yang akan dijual oleh anggotanya. Biasanya harga yang ditentukan yakni harga jual terendah dari suatu produk.

Artinya, setiap anggota kartel dapat menjual produknya dengan harga yang lebih tinggi. Namun, tidak diperbolehkan menjual produk dengan harga di bawah ketentuan.

Hal ini bertujuan untuk melindungi sesama anggota agar tidak ditipu oleh produsen lain yang menurunkan harga.

2. Kartel Bersyarat

Kartel bersyarat berhubungan dengan ketentuan atau peraturan yang dibuat untuk anggotanya.

Misalnya, kartel dapat menetapkan persyaratan penjualan, persyaratan produksi, standar kualitas, dan standar distribusi.

Dengan begitu setiap anggota harus menjual produk yang memenuhi persyaratan.

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan dengan tetap menjaga standar kualitas yang sama.

Baca Juga: Tugas Kementerian Perdagangan yang Perlu Diketahui!

3. Kartel Rayon

Kartel rayon dijalankan oleh divisi regional.

Artinya, setiap anggota kartel memiliki tempat khusus untuk menjual dan mendistribusikan produknya dengan menyesuaikan harga jual di setiap tempat.

Artinya, harga jual produk sejenis di daerah lain bisa saja berbeda. Selain itu, anggota kartel dilarang menjual produknya di tempat lain.

4. Alokasi kuota kartel

Kartel jenis ini dimaksudkan untuk mengatur ketersediaan stok di pasar. Jenis kartel ini menentukan jumlah produksi yang boleh diproduksi oleh anggotanya.

Artinya, setiap anggota diharuskan memenuhi volume produksi yang telah ditentukan.

Dengan demikian, setiap anggota dilarang memproduksi produk lebih banyak atau lebih sedikit dari jumlah standar produksi.

5. Penjualan Kartel

Kartel penjualan mewajibkan anggotanya untuk menjual produk mereka melalui kantor penjualan terpusat.

Dalam hal ini, setiap anggota dilarang menjual produknya kepada pihak lain untuk menghindari persaingan.

6. Kolam Kartel

Jenis kartel ini terkait dengan profit atau bagi hasil. Setiap anggota akan mengumpulkan pendapatan kotor gabungan.

Kemudian, bagikan keuntungan bersih kepada semua anggota sesuai kesepakatan.

Baca Juga: Wajib Diketahui, Ini 4 Hukum Jual Beli Online Terkait Transaksi Online

Dampak Positif dan Negatif Kartel

(Foto tentang efek kartel. Sumber: Freepik.com)

Perlu dicatat bahwa praktik kartel di Indonesia dilarang dan diawasi secara ketat oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Larangan itu tertuang dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek pasar monopoli.

Efek Positif Kartel

Meski dilarang, namun jika dilakukan secara adil, kartel dapat memberikan beberapa manfaat, seperti:

  • Kartel dapat menguntungkan baik produsen maupun konsumen. Hal ini karena aliansi bisnis membuat harga jual lebih terkendali, menyediakan banyak pilihan produk, dan menjamin stok pasar.
  • Kartel dapat memperlancar proses produksi karena standar mutu, jumlah produksi dan rantai distribusi telah disepakati.

Efek negatif

Berikut faktor-faktor yang menjadi alasan pelarangan praktik kartel di Indonesia, khususnya:

  • Kartel dapat mengganggu produksi. Hal ini karena kartel bertujuan untuk menekan biaya produksi dan menargetkan keuntungan sebesar-besarnya. Akibatnya, proses produksi dapat terganggu karena banyaknya permintaan.
  • Kartel beroperasi berdasarkan berbagai perjanjian, termasuk persyaratan standar produk. Hal ini dapat menghambat inovasi dan pengembangan produk baru di pasar.
  • Kartel dapat menghalangi investor karena monopoli pasar.
  • Kartel memicu persaingan tidak sehat. Pasalnya, produsen lain di luar anggota kartel akan semakin terdesak dan kesulitan menjual produknya.
  • Kartel berpotensi merugikan konsumen karena harga jualnya variatif dan lebih tinggi dari harga standar.

Baca Juga: Peran Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK)

Contoh kartel

(Foto oleh OPEC. Sumber: capital.de)

Tahukah kamu? Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dikatakan sebagai contoh kartel paling besar di dunia.

OPEC terdiri dari beberapa negara yang dapat mengatur harga dan pasokan minyak dunia.

Dalam hal ini, OPEC memiliki kewenangan untuk mengatur perdagangan minyak dunia. OPEC menguasai sekitar 80% cadangan minyak dunia.

Konsorsium dapat mengatur tingkat produksi untuk memenuhi permintaan global dan dapat mempengaruhi harga minyak dan gas dengan meningkatkan atau menurunkan produksi.

Pada tahun 2000-an, terjadi kontroversi yang mendorong Kongres AS menjatuhkan sanksi kepada OPEC karena dianggap sebagai kartel.

Namun, OPEC tetap mempertahankan posisinya sebagai organisasi internasional dengan misi yang dianggap perlu untuk menjaga pasokan minyak dunia.

Demikian penjelasan mengenai kartel dan pengaruhnya terhadap konsumen. Semoga bermanfaat, ya!

[ad_2]
source